Motivasi Wirausahawan Muda
Jangan takut gagal ketika akan memulai usaha. Yang penting percaya diri, dan teruslah bermimpi! Mengapa kini banyak orang mulai memilih membuka usaha sendiri? Tentu banyak sekali alasan yang melatarbelakanginya. Salah satunya faktor kebutuhan yang makin meningkat, seiring kenaikan harga di segala bidang.
Jangan takut gagal ketika akan memulai usaha. Yang penting percaya diri, dan teruslah bermimpi! Mengapa kini banyak orang mulai memilih membuka usaha sendiri? Tentu banyak sekali alasan yang melatarbelakanginya. Salah satunya faktor kebutuhan yang makin meningkat, seiring kenaikan harga di segala bidang.
Kendati demikian, menurut Fauziah
Arsiyanti, SE. MM. Dip IFP, Adviser Personal Financial Services dari
First Principal Fiancial, keinginan berwirausaha ini tak hanya
dilatarbelakangi faktor ekonomi saja. “Mereka yang hidup berkecukupan
pun mau berwirausaha karena ingin mengaktualisasikan diri, tanpa perlu
meninggalkan keluarga dengan bekerja di luar rumah,” ujar perempuan yang
kerap disapa Zizi ini.
Misalnya, seorang perempuan yang sudah lama bekerja kantoran, merasa kariernya tak berkembang, dan ia pun bosan jika tinggal di rumah hanya mengurus anak saja. Nah, dengan berwirausaha, “Ia jadi makin terbuka, pintar mengatur uang, bisa mencari target pasar, tahu cara berpromosi, bahkan membuat produknya sendiri. Ia jadi lebih berkembang dari sebelumnya.”
Misalnya, seorang perempuan yang sudah lama bekerja kantoran, merasa kariernya tak berkembang, dan ia pun bosan jika tinggal di rumah hanya mengurus anak saja. Nah, dengan berwirausaha, “Ia jadi makin terbuka, pintar mengatur uang, bisa mencari target pasar, tahu cara berpromosi, bahkan membuat produknya sendiri. Ia jadi lebih berkembang dari sebelumnya.”
DARI HOBI JADI BISNIS
Akan tetapi, Zizi menambahkan, bisa saja seseorang berkarier bagus, namun ia membutuhkan tantangan lain di luar rutinitasnya, lalu memutuskan berwirausaha. “Dengan bekerja kantoran, ia memiliki net working yang baik. Hal ini bisa menjadi modal ketika memutuskan berwirausaha, sehingga ia punya banyak klien.”
Faktor lain yang juga kerap dijadikan alasan berwirausaha, yaitu hobi. “Banyak orang merasa menemukan kepuasan batin dengan berwirausaha yang didasari hobinya.” Di samping itu, faktor anak pun biasanya menjadi alasan para perempuan memutuskan berwirausaha. Namun, Zizi mengingatkan, meski anak dapat diasuh sendiri, tetap harus fokus dengan usahanya agar semua dapat berjalan lancar.
Akan tetapi, Zizi menambahkan, bisa saja seseorang berkarier bagus, namun ia membutuhkan tantangan lain di luar rutinitasnya, lalu memutuskan berwirausaha. “Dengan bekerja kantoran, ia memiliki net working yang baik. Hal ini bisa menjadi modal ketika memutuskan berwirausaha, sehingga ia punya banyak klien.”
Faktor lain yang juga kerap dijadikan alasan berwirausaha, yaitu hobi. “Banyak orang merasa menemukan kepuasan batin dengan berwirausaha yang didasari hobinya.” Di samping itu, faktor anak pun biasanya menjadi alasan para perempuan memutuskan berwirausaha. Namun, Zizi mengingatkan, meski anak dapat diasuh sendiri, tetap harus fokus dengan usahanya agar semua dapat berjalan lancar.
Lalu, usaha apa saja yang dapat dilakukan
di rumah? Fakta berbicara berbagai usaha dapat dilakukan. Membuka les
privat, salon, spa, pijat dan aromaterapi, menerima jahitan, membuka
butik, kantin, katering, dan membuat kue, bahkan membuat website atau
blog.
Berikut tips yang harus diperhatikan ketika akan
memulai usaha bagi para pemula:
1. Miliki Mimpi!
Bermimpilah jadi pengusaha sukses, punya uang banyak, bisa liburan ke luar negeri dan tempat-tempat eksoktis, atau tak perlu memikirkan pekerjaan lagi karena sudah punya banyak uang. Lalu bayangkan, dari mana uang itu bisa mengalir ke rekening Anda, atau dari usaha apa agar bisa sukses. Apakah akan jadi pengusaha restoran, garmen, atau lainnya? Bayangkan secara jelas, dan sedetail mungkin. Semua kesuksesan berdasar dari mimpi. Jadi, jangan takut berkhayal atau bermimpi.
Bermimpilah jadi pengusaha sukses, punya uang banyak, bisa liburan ke luar negeri dan tempat-tempat eksoktis, atau tak perlu memikirkan pekerjaan lagi karena sudah punya banyak uang. Lalu bayangkan, dari mana uang itu bisa mengalir ke rekening Anda, atau dari usaha apa agar bisa sukses. Apakah akan jadi pengusaha restoran, garmen, atau lainnya? Bayangkan secara jelas, dan sedetail mungkin. Semua kesuksesan berdasar dari mimpi. Jadi, jangan takut berkhayal atau bermimpi.
2. Obesi dan Hobi
Apa, sih, hobi Anda? Memasak, menjahit, atau mengajar anak-anak? Nah, Anda harus bisa menjalankannya dengan hati. Jadi, yang Anda lakukan memiliki jiwa, nyawa, dan nilai. Semua yang dilakukan dengan hati, pasti akan lebih lancar dijalankan.
Apa, sih, hobi Anda? Memasak, menjahit, atau mengajar anak-anak? Nah, Anda harus bisa menjalankannya dengan hati. Jadi, yang Anda lakukan memiliki jiwa, nyawa, dan nilai. Semua yang dilakukan dengan hati, pasti akan lebih lancar dijalankan.
3. Lihat Kenyataan
Setelah berkhayal, kembalilah ke realita. Kepala boleh di langit, tetapi kaki harus tetap menjejak bumi. Mulailah dari yang Anda punya, dan jangan membandingkan dengan milik orang lain. Jika mampu memasak dan hasilnya disenangi orang rumah, Anda berbakat membuka katering. Atau, sabar melatih anak, mampu dan terlatih mencarikan solusi bagi anak-anak yang kurang fokus belajar? Jadilah guru les dan pembimbing.
Setelah berkhayal, kembalilah ke realita. Kepala boleh di langit, tetapi kaki harus tetap menjejak bumi. Mulailah dari yang Anda punya, dan jangan membandingkan dengan milik orang lain. Jika mampu memasak dan hasilnya disenangi orang rumah, Anda berbakat membuka katering. Atau, sabar melatih anak, mampu dan terlatih mencarikan solusi bagi anak-anak yang kurang fokus belajar? Jadilah guru les dan pembimbing.
4. Buat Rencana Bertahap
Mulailah membuat rencana bertahap. Buatlah kondisi dari nol dengan satu syarat, selalu melihat ke depan. Misalnya, tak punya uang tapi punya modal kemampuan. Jika punya uang Rp 500 ribu dan pintar masak, apa yang akan dilakukan agar bisa menghasilkan lebih. Lakukan bertahap, perlahan, sesuai kemampuan. Jika dilakukan dengan benar, lambat laun keuntungan akan mengikuti Anda.
Mulailah membuat rencana bertahap. Buatlah kondisi dari nol dengan satu syarat, selalu melihat ke depan. Misalnya, tak punya uang tapi punya modal kemampuan. Jika punya uang Rp 500 ribu dan pintar masak, apa yang akan dilakukan agar bisa menghasilkan lebih. Lakukan bertahap, perlahan, sesuai kemampuan. Jika dilakukan dengan benar, lambat laun keuntungan akan mengikuti Anda.
5. Susun Berbagai Rencana
Ketika usaha mulai berjalan, jangan hanya memiliki satu rencana saja. Buat juga rencana B, C, atau D. Misalnya, setelah membuka warung tapi sepi pengunjung, mulailah berpikir kreatif dan jalankan rencana B. Jangan menunggu orang datang, tapi harus menjemput bola dan tawarkan kemudahan lain. Misalnya, memberi pelayanan delivery service. Jika rencana B ternyata belum berhasil, jalankan rencana C, dan seterusnya.
Ketika usaha mulai berjalan, jangan hanya memiliki satu rencana saja. Buat juga rencana B, C, atau D. Misalnya, setelah membuka warung tapi sepi pengunjung, mulailah berpikir kreatif dan jalankan rencana B. Jangan menunggu orang datang, tapi harus menjemput bola dan tawarkan kemudahan lain. Misalnya, memberi pelayanan delivery service. Jika rencana B ternyata belum berhasil, jalankan rencana C, dan seterusnya.
6. Buat Anggaran
Jika usaha sudah berjalan, buat anggaran pengeluaran dan pemasukan dengan rapi. Pisahkan antara pemasukan dan pengeluaran dari gaji suami atau istri untuk biaya sehari-hari, dengan hasil usaha. Sebaiknya, uang dipecah ke dalam dua rekening bank, dan jangan masuk ke dompet, agar tidak boros dan mudah melihat laba yang didapat. Jika tak membuat anggaran dan hanya tambal sulam, Anda tak akan bisa melihat laba yang diraih. Yang ada, Anda justru tidak tahu apakah usahanya sukses atau gagal. Dengan membuat anggaran yang tepat, kesalahan yang muncul akan bisa dicari penyebabnya, dan dapat segera diperbaiki.***
Empat tips yang diharapkan bisa membantu mewujudkan niat wirausaha anda:
Jika usaha sudah berjalan, buat anggaran pengeluaran dan pemasukan dengan rapi. Pisahkan antara pemasukan dan pengeluaran dari gaji suami atau istri untuk biaya sehari-hari, dengan hasil usaha. Sebaiknya, uang dipecah ke dalam dua rekening bank, dan jangan masuk ke dompet, agar tidak boros dan mudah melihat laba yang didapat. Jika tak membuat anggaran dan hanya tambal sulam, Anda tak akan bisa melihat laba yang diraih. Yang ada, Anda justru tidak tahu apakah usahanya sukses atau gagal. Dengan membuat anggaran yang tepat, kesalahan yang muncul akan bisa dicari penyebabnya, dan dapat segera diperbaiki.***
Empat tips yang diharapkan bisa membantu mewujudkan niat wirausaha anda:
Pertama, cari
teman-teman baru. Salah satu cara terbaik untuk mempelajari wirausaha
adalah dengan berteman dengan sejumlah pengusaha. Tidak musti berteman
dengan pengusaha yang kaya, tetapi bertemanlah dengan pelaku usaha yang
biasa di mana dia bekerja untuk dirinya sendiri. Mulai dengan bergaul
dengan pengusaha yang dekat dengan tempat tinggal Anda. Itu bisa
membantu menciptakan pemikiran, “Jika mereka bisa, maka saya juga.”
Bertemulah dengan pelaku usaha dari
berbagai industri. Semakin beragam gaya kewirausahaan yang ditemui, maka
semakin kaya pengalaman kita.
Lantas bagaimana jika kita tidak kenal
satu orang pun pengusaha? Mulailah bertanya dengan orang-orang untuk
mengenalkan Anda ke sejumlah pengusaha. Bisa juga dengan mengikuti
sebuah kelompok lewat LinkedIn atau Facebook. Cari teman pelaku usaha
dari sana. Siapa tahu Anda bisa banyak bertemu pengusaha lewat jejaring
sosial tersebut.
Kedua, pilih sejumlah
pelaku usaha sebagai panutan. Pelaku usaha yang dijadikan contoh kiranya
yang sudah terbukti kesuksesannya di dunia usaha. Mungkin kita tidak
bisa berbincang dengan mereka secara dekat tapi kita bisa melakukan
analisa kesuksesannya. Kita bisa memilih sejumlah merek ataupun
perusahaan yang kita sukai.
Lalu, coba telaah pemilik usahanya
melalui banyak hal seperti situs perusahaannya dan profil pengusahanya
di media atau artikel lainnya. Bahkan mungkin ada buku mengenai
otobiografi pengusaha tersebut yang bisa kita baca. Pelajari
kepribadiannya dan gaya kepemimpinannya yang telah sedemikian rupa
membentuk mereka atau perusahaan yang dijalankannya.
Ketiga, coba senangi
bisnis kecil sebagai seorang pelanggan. Selain berteman dengan
pengusaha, penting juga untuk berhubungan dengan bisnisnya. Tidak perlu
langsung berpikir sebuah bisnis besar. Coba lirik sebuah bisnis kecil
atau bisnis yang baru saja dimulai yang anda sukai.
Cari tahu pengalaman atau cerita pemilik
usahanya. Apa yang mereka lakukan untuk menjadi berbeda. Lantas
berpikirlah sebagai seorang konsumen karena dengan cara itu anda bisa
tahu apa yang menarik yang kiranya bisa diambil sebagai masukan untuk
usaha anda.
Keempat, melawan mitos
berbicara bisnis. Maksudnya, seringkali calon pelaku usaha berpikir
bahwa dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang mumpuni untuk memulai
usaha. Padahal tidak perlu menjadi lulusan MBA untuk berwirausaha.
Apa yang harus dilakukan untuk
mendapatkan pengetahuan berbisnis? Coba berlangganan sebuah majalah
bisnis dan baca sesuatu yang Anda suka. Melalui hal itu, Anda bisa
melihat bagaimana seseorang mengembangkan bisnisnya ataupun bagaimana
menangani suatu masalah dalam berbisnis.
Jika Anda telah mulai berteman dengan
pelaku usaha, belajar banyak dengan membaca apapun, berpikir lebih
mengenai seperti apa menjadi seorang pengusaha, maka Anda akan tahu
bahwa berbisnis tidak semenakutkan yang Anda pikir selama ini. Anda pun
tidak perlu menunggu suatu waktu untuk menjadi wirausahawan, tapi
sesegera mungkin.(*)